Bismillah.
Berkata al-Imam Ibnu Katsir asy-Syafi’i dalam tafsirnya:
والبدعة على
قسمين: تارة تكون بدعة شرعية، كقوله: فإن كل محدثة بدعة، وكل بدعة ضلالة.
وتارة تكون بدعة لغوية، كقول أمير المؤمنين عمر بن الخطاب رضي الله عنه عن
جمعه إياهم على صلاة التراويح واستمرارهم: نعْمَتْ البدعةُ هذه
Bid’ah itu
terbagi dua. Kadangkala berupa bid’ah syar’iyyah, seperti sabda Nabi:
“Sesungguhnya setiap hal-hal yang baru adalah bid’ah, dan setiap bid’ah
adalah sesat”. Kadangkala bid’ah secara bahasa. Seperti ucapan Amirul
Mukminin Umar bin al-Khotthob radhiyallahu anhu tentang menggabungkan
manusia dalam sholat tarawih dan dilakukan terus menerus, beliau
menyatakan: sebaik-baik bid’ah adalah ini (Tafsir Ibnu Katsir (1/398)
ketika menafsirkan surat alBaqoroh ayat 117).
Ibnu Mas’ud –semoga Allah meridlainya- berkata:
اتبَّعِوُا وَلاَ تَبْتَدِعُوا فَقَدْ كُفِيْتُمْ وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ
Ikutilah
Sunnah Nabi janganlah melakukan bid’ah, karena sesungguhnya kalian telah
dicukupi, dan seluruh bid’ah adalah sesat (diriwayatkan oleh Abu
Khoytsam dalam Kitabul Ilm dan Muhammad bin Nashr alMarwazy dalam
as-Sunnah)
Ibnu Umar –semoga Allah meridlainya- berkata:
كلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَإِنْ رَآهَا النَّاسُ حَسَنَةً
Semua bid’ah
adalah sesat sekalipun manusia memandangnya baik (diriwayatkan oleh
alBaihaqy dalam al-Madkhal dan Muhammad bin Nashr alMarwazy dalam
as-Sunnah)
Muadz bin Jabal –semoga Allah meridlainya- berkata:
فَإِياَّكُمْ وَمَا يُبْتَدَعُ فَإِنَّ مَا ابْتُدِعَ ضَلَالَة
Berhati-hatilah
kalian dari perkara yang diada-adakan, karena perkara yang diada-adakan
(dalam Dien) adalah sesat (Hilyatul Awliyaa’ (1/233)
Hudzaifah bin al-Yaman –semoga Allah meridlainya- berkata:
كُلُّ
عِبَادَةٍ لَمْ يَتَعَبَّدْ بِهَا أَصْحَابُ رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه
وسلم فلاَ تَتَعَبَّدُوْا بِهَا ؛ فَإِنَّ الأَوَّلَ لَمْ يَدَعْ لِلآخِرِ
مَقَالاً ؛ فَاتَّقُوا اللهَ يَا مَعْشَرَ القُرَّاءِ ، خُذُوْا طَرِيْقَ
مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ
“Setiap
ibadah yang tidak pernah diamalkan oleh para Sahabat
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam, janganlah kalian beribadah
dengannya. Karena generasi pertama tak menyisakan komentar bagi yang
belakangan. Maka bertakwalah kalian kepada Allah wahai para pembaca
al-Qur’an (orang-orang alim dan yang suka beribadah) dan ikutilah jalan
orang-orang sebelummu”(Diriwayatkan oleh Ibnu Baththah dalam Al Ibanah).
Ibnu Mas’ud –semoga Allah meridhainya- berkata:
الْإِقْتِصَادُ فِي السُّنَّةِ أَحْسَنُ مِنَ الْاِجْتِهَادِ فِي الْبِدْعَةِ
Sederhana di dalam Sunnah lebih baik dibandingkan bersungguh-sungguh di dalam bid’ah (riwayat al-Hakim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar