Jumat, 18 Juli 2014




ULAMA BESAR Menunda taubat terhadap dunia mereka masuk dalam firmaNya :

  إِذَا مَسَّهُ ٱلشَّرُّ جَزُوعًۭا

Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah

وَإِذَا مَسَّهُ ٱلْخَيْرُ مَنُوعًا

dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir (Al Maarij 20-21)

Berbeda Keadaanya jika seorang yang senantiasa mengusahakan taat kepada Alloh ta’ala  kemudian diberikan cobaan dengan datangnya musibah yaitu datangnya  tanda kematian dengan sakit Dan Kalaupun ketika salah satu dari keluarganya atau saudaranya  diberitakan pergi meninggalkan dunia ini untuk selama-lamanya , Maka hatinya  yang halus akan tersentak dan terperanga kemudian meneteskan air mata karena kesedihan yang dialaminya, kemudian dia mengucapkan kata kata bijak yang diajarkan RosulNya, 

ٱلَّذِينَ إِذَآ أَصَٰبَتْهُم مُّصِيبَةٌۭ قَالُوٓا۟ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّآ إِلَيْهِ رَٰجِعُونَ

(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun” Albaqoroh 156

Mereka pun bertawakal kepada Alloh dan Menyerahkan segala urusan kepadaNya, Kemudian Pendahulu kita yang shalih sering menyebut mereka sebagai orang orang yang banyak mengingat kematian dan sehingga tak jarang para ahli hikmah menyebutkan orang orang seperti ini memiliki kebiasaan dalam hidupnya : SEMANGAT DALAM BERIBADAH, MENYEGERAKAN TAUBAT DAN TIDAK RAKUS TERHADAP DUNIA

Sahabatku yang budiman Kita Tidak mengetahui kapan dan dimana seseorang akan meninggalkan dunia ini dan ketika kematian itu datang maka tidak bisa seseorang meminta untuk diundurkan barang sebentarpun, Maka hendaknya setiap diri menjadi hamba-hamba yang cerdas untuk mempersiapkanya mulai dari sekarang bekal bekal kematian ini,

 Alloh Ta’ala Berfirman :

 “وَمَا تَدْرِى نَفْسٌۭ مَّاذَا تَكْسِبُ غَدًۭا ۖ وَمَا تَدْرِى نَفْسٌۢ بِأَىِّ أَرْضٍۢ تَمُوتُ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌۢ ” 

“فَإِذَا جَآءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَـْٔخِرُونَ سَاعَةًۭ ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ”

“Seseorang itu tidak akan mengetahui apa yang akan dikerjakan pada esok harinya dan seorangpun tidak akan mengetahui pula di bumi mana ia akan mati” (Luqman: 34)”Maka apabila telah tiba waktu ajal mereka, tidaklah mereka itu dapat mengundurkannya barang sesaat dan tidak  pula memajukanya.” (an-Nahl: 61)

 

Jadi jangan sampai kita menyesal nanti sebagaimana kaum kafir dan munafiq ketika mereka menemui ajalnya mereka merengek kepada Alloh Ta’ala untuk diundurkan baran sesaat agar mereka bisa kembali kedunia dan agar bisa bersedekah dan berbuat kebaikan dengan amalan-amalan shalih . 

قال تعالى “يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَٰلُكُمْ وَلَآ أَوْلَٰدُكُمْ عَن ذِكْرِ ٱللَّهِ ۚ وَمَن يَفْعَلْ ذَٰلِكَ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْخَٰسِرُونَ”

وَأَنفِقُوا۟ مِن مَّا رَزَقْنَٰكُم مِّن قَبْلِ أَن يَأْتِىَ أَحَدَكُمُ ٱلْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَآ أَخَّرْتَنِىٓ إِلَىٰٓ أَجَلٍۢ قَرِيبٍۢ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُن مِّنَ ٱلصَّٰلِحِينَ

وَلَن يُؤَخِّرَ ٱللَّهُ نَفْسًا إِذَا جَآءَ أَجَلُهَا ۚ وَٱللَّهُ خَبِيرٌۢ بِمَا تَعْمَلُونَ

Hai sekalian orang beriman, janganlah harta bendamu dan anak-anakmu itu melalaikan engkau semua dari mengingat kepada Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian, maka mereka itulah orang-orang yang memperoleh kerugian. Dan nafkahkanlah -untuk kebaikan- sebagian dari apa-apa yang Kami rezekikan kepadamu semua sebelum kematian mendatangi seseorang dari engkau semua, lalu ia berkata: “Ya Rob ku mengapa aku tidak Engkau beri tangguh barang sedikit waktu, supaya aku dapat memberikan sedekah dan aku dapat dimasukkan dalam golongan orang-orang shalih. Allah sama sekali tidak akan memberikan tangguhan waktu kepada sesuatu jiwa jikalau telah tiba ajalnya dan Allah adalah Maha Periksa perihal apa saja yang engkau semua lakukan.” (al-Munafiqun: 9-11)

Dan FirmanNya :

حَتَّىٰٓ إِذَا جَآءَ أَحَدَهُمُ ٱلْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ٱرْجِعُونِ

لَعَلِّىٓ أَعْمَلُ صَٰلِحًۭا فِيمَا تَرَكْتُ ۚ كَلَّآ ۚ إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَآئِلُهَا ۖ وَمِن وَرَآئِهِم بَرْزَخٌ إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ

فَإِذَا نُفِخَ فِى ٱلصُّورِ فَلَآ أَنسَابَ بَيْنَهُمْ يَوْمَئِذٍۢ وَلَا يَتَسَآءَلُونَ

Allah Ta’ala berfirman lagi: “Sehingga dikala kematian telah tiba pada seorang diantara mereka, iapun berkatalah: “Ya Rob ku, kembalikanlah saya hidup -kedunia- supaya saya dapat mengerjakan amalan yang baik yang telah saya tinggalkan”. Janganlah begitu, Sesungguhnya perkataan itu hanyalah sekedar yang dapat ia ucapkan. Di hadapan mereka ada barzakh, dinding yang membatasi sampai hari mereka dibangkitkan. Selanjutnya, apabila ditiup sangkakala, maka pada hari itu tiada lagi pertalian -kekerabatan dan persahabatan- diantara mereka dan antara satu dengan lainnya tidak dapat saling menayakan. QS.Almukminun 99-101

Sahabat Yang Budiman, Maka Jadilah Kita semua sebagai musafir didunia ini yang sadar akan kembali kepada Alloh Ta’ala dan Akan dimintai pertanggungan jawab oleh Alloh dari semua perbuatan kita

 Rosul sholollohualaihi Wassalam Bersabda :

وعن ابن عمر رضي اللَّه عنهما قال : أَخَذَ رَسولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم بِمنكِبِي فَقَالَ : «كُنْ في الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيبٌ أَو عابرُ سَبِيلٍ » وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ رضي اللَّه عنهما يقول : إِذا أَمسَيتَ، فَلا تَنْتَظِرِ الصَّبَاحَ ، وَإِذَا أَصْبَحْتَ ، فَلا تَنْتَظِرِ المَسَاءَ ، وخذ مِن صِحَّتِكَ لَمَرَضِك وَمِن حَيَاتِكَ لمَوتِكَ » رواه البخاري 

Dari Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma, katanya: “Rasulullah  menepuk bahuku lalu bersabda: “Jadilah engkau di dunia ini seolah-olah engkau itu orang gharib -orang yang berada di suatu negeri yang bukan negerinya sendiri- atau sebagai orang yang melalui jalan (Musafir).” Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma berkata: “Jikalau engkau diwaktu sore, maka janganlah engkau menanti-nantikan waktu pagi dan jikalau engkau diwaktu pagi, janganlah engkau menanti-nantikan waktu sore -yakni untuk mengamalkan kebaikan itu hendaklah sesegera mungkin. Ambillah kesempatan sewaktu engkau dalam kondisi sehat untuk mengejar kekurangan di waktu engkau sakit dan di waktu engkau masih hidup guna bekal kematianmu.” (Riwayat Bukhari)

Lalu bagaimana supaya kita selalu sadar bahwa kita adalah orang orang yang asing yang akan meninggalkan persingghan kita ini yaitu DENGAN MEMPERBANYAK MENGINGAT KEMATIAN DAN MENJADIKAN KEMATIAN SAUDARA KITA SEBAGAI NASEHAT BUAT KITA “

Sebagaimana Perintah Rosul Sholollohualaihi Wassalam :

أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ » يَعني المَوْتَ ، رواه الترمذي وقال : حديثٌ حسنٌ .

“Perbanyaklah olehmu semua akan mengingat-ingat kepada pemutus segala macam kelezatan yaitu kematian. Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi hadits hasan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar